Gabung Oriflame Yuukk!!

Minggu, 29 April 2012

Bahaya Alkohol Dan Psikotropika Terhadap Sistem Saraf


alkohol
Alkohol

Menurut data WHO, konsumsi alcohol tertinggi berada di negaranegara Eropa, Amerika, Jepang, Australia, dan New Zealand. Tetapi, sejak pertengahan tahun 1970-an, terjadi perubahan pola konsumsi alkohol per kapita, di mana terjadi penurunan signifikan dalam konsumsi alkohol di negara-negara Eropa (Perancis, Italia, Spanyol, Portugal) yang secara tradisional merupakan negara produsen dan konsumen alkohol; Amerika Serikat, Kanada, serta negara-negara Amerika Selatan.
Sebaliknya, konsumsi alkohol mengalami peningkatan di kebanyakan negaranegara Asia. Menurut Widharto (1997), dari keseluruhan kasus pasien yang dirawat karena ketergantungan obat di Indonesia, 30% di antaranya merupakan pasien karena kecanduan alkohol. Lima puluh persen dari pelajar sekolah mengaku pernah merasakan minum minuman keras.
Menurut laporan WHO (2001), penyakit-penyakit akibat konsumsi alkohol merupakan salah satu penyakit jiwa yang paling prevalen, dan merupakan salah satu penyebab kecacatan terbanyak di sebagian besar belahan dunia. Pada 2003, prevalensi penyakit-penyakit akibat konsumsi alkohol berjumlah 1,7%, dan angka ini merupakan 1,4% dari total penyakit-penyakit yang ada.
Berbagai penelitian melaporkan pengaruh negatif alkohol terhadap berbagai organ atau sistem, termasuk sistem gastrointestinal, sistem kardiovasa, sistem muskuloskeletal, sistem endokrin, sistem uropoetika, dan sistem saraf. Konsumsi alkohol kronik dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit hati, antara lain alcoholic fatty liver, hepatitis alkoholik, dancirrhosis hepatis. Alkohol juga dapat menyebabkan pankreatitis kronis yang diakibatkan oleh kerusakan sel-sel asinus dan sel-sel stelat pankreas. Pencandu alkohol cenderung mengalami malnutrisi, karena asupan nutrien yang berkurang dan karena alkohol serta metabolismenya mengganggu absorpsi, digesti, dan pemakaian nutrien tersebut. Asupan alkohol akut maupun kronik dapat menyebabkan myopati alkoholik yang kemungkinan disebabkan oleh adanya timbunan etil ester asam lemak (metabolit non-oksidatif ethanol). Konsumsi alkohol berat dapat menyebabkan supresi terhadap produksi sel-sel darah dan merangsang produksi prekursor sel-sel darah abnormal yang tak dapat matang menjadi sel yang fungsional. Alkohol juga menyebabkan disfungsi kontraktil dan penurunan sensitivitas sel-sel otot jantung terhadap insulin. Pajanan alkohol selama masa kehamilan dapat menyebabkan peningkatan aktivitas aksis hypothalamus – hypophisis – kelenjar adrenal pada fetus. Asupan alkohol akut maupun kronik dapat menyebabkan gangguan struktur dan fungsi ginjal. Alkohol juga dilaporkan berpengaruh buruk terhadap sistem saraf dan fungsi kognitif terkait. Makalah ini membahas secara ringkas tentang metabolisme alkohol di dalam tubuh manusia dan pengaruhnya terhadap sistem saraf pusat.
bahaya psikotropika
Obat-obatan
            Psikotropika merupakan suatu zat atau obat yang dapat berpengaruh pada pikiran dan sistem saraf penggunanya. Psikotropika ini dapat diperoleh secara alamiah ataupun buatan manusia (sintetik) yang sifatnya psikoaktif dan berpengaruh pada susunan saraf pusat sehingga menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.
            Psikotropika dapat menurunkan kinerja otak atau merangsang susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan kelainan perilaku yang disertai dengan timbulnya halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, dan menyebabkan ketergantungan. Penggunaan psikotropika secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan penggunanya yang pada akhirnya dapat berujung kepada kematian.

            Jenis psikotropika yang termasuk obat stimulant dapat memberikan rangsangan kepada syaraf sehingga dapat menimbulkan efek lebih percaya diri. Banyak jenis psikotropika yang termasuk obat stimulan, misalnya kafein, kokain, ganja, dan amfetamin. Zat amfetamin biasanya terdapat pada pil ekstasi.


            Jenis psikotropika yang termasuk obat depresan dapat memberikan efek, yaitu kerja sistem saraf berkurang, menurunkan kesadaran, dan mengantuk. Jenis zat yang termasuk obat depresan, misalnya alkohol, sedatin atau pil BK, MagadonValium, danMandrak (MX), Cannabis dan Barbiturat.


            Obat halusinogen merupakan obat yang dapat menimbulkan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata. Contohnya adalah Licercik Acid Dhietilamide (LSD), psylocibinemicraline dan mariyuana.


            Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan zat psikotropika adalah sebagai berikut:
a) Berbagai macam zat narkotika seperti candu, heroin, dan ganja dapat menyebabkan syaraf terganggu dan menimbulkan ketagihan yang pada akhirnya akan berujung kepada kematian.
b) Kokain dapat menimbulkan rasa takut yang berlebihan dan menimbulkan depresi.
c) Morfin menimbulkan rasa ngantuk, gangguan pernapasan, bahagia yang berlebihan (eufhoria), dan kematian.
d) Pil ekstasi menimbulkan rasa lelah dan ketenangan.
e) Barbiturat dapat mengakibatkan mudah tertidur lelap dan dapat menimbulkan kematian.

Orang yang menggunakan zat psikotropika dapat dikenali dengan memperhatikan ciri-ciri fisiknya, yaitu:
a) Badannya lemas dan tidak bertenaga.
b) Mukanya pucat dan tubuhnya kurus.
c) Tubuh menggigil disertai dengan teriakan histeris.
d) Rambut dan giginya rontok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar